Gangguan kepribadian
Kebohongan patologis termasuk dalam gejala yang dari gangguan kepribadian, seperti:
Psikosis dan skizofrenia
Dalam kondisi psikosis dan skizofrenia, kenyataan dan khayalan sering tercampur dan sulit dibedakan.
Pengidap gangguan ini bisa dengan mudah percaya pada kebohongan yang mereka katakan, dan menunjukkan perilaku mirip mythomania.
Gangguan sangat sulit didiagnosis karena banyak penyebab yang menjadi pemicu gejalanya.
Adapun prosedurnya, meliputi:
Rendahnya Rasa Percaya Diri dan Ketidakamanan
Mayoritas pengidap mythomania umumnya adalah orang-orang dengan rasa percaya diri yang rendah. Mereka juga cenderung selalu merasa tidak aman.
Kedua kondisi ini dianggap sebagai faktor penting dalam perkembangan dan keberlanjutan mythomania.
Demensia Frontotemporal
Sebuah studi menemukan bahwa pola perilaku pengidap mythomania serupa dengan demensia frontotemporal.
Yakni, bentuk demensia yang memengaruhi daerah otak frontal dan temporal. Ini menyebabkan perubahan perilaku dan bahasa.
Adapun perubahannya dapat mencakup:
Kapan Harus ke Dokter?
Segera tanya psikolog atau psikiater jika merasa mengalami gejala yang disebutkan guna membantu mengatasinya.
Dapatkan juga informasi lain seputar kesehatan mental dan pola hidup sehat lainnya dengan mendownload Halodoc sekarang juga.
Mythomania adalah kebiasaan selalu berbohong tanpa peduli terhadap apa akibatnya. Kondisi ini dapat menyebabkan penderitanya kesulitan menjaga hubungan sosial dan kehilangan kepercayaan dari orang lain.
Seseorang bisa berbohong dengan tujuan tertentu, misalnya untuk menghindari konflik atau menipu orang lain. Namun, bagi penderita mythomania, berbohong sudah menjadi bagian dari hidupnya. Penderita mythomania tidak memiliki niat buruk saat berbohong, hanya saja ia tidak dapat menahan dirinya untuk berbohong.
Penderita mythomania sering mengarang cerita bohong yang dramatis dan kompleks. Bahkan, ia akan menambah kebohongan baru ketika seseorang mencoba mematahkan kebohongan sebelumnya dengan fakta yang akurat.
Penyebab mythomania belum diketahui secara pasti. Namun, kondisi ini biasanya ditemukan bersama gangguan kepribadian lain, seperti:
Selain gangguan kepribadian, ada beberapa faktor lain yang dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami mythomania, yaitu:
Seseorang yang menderita mythomania pada umumnya dapat dikenali dari beberapa karakteristik seperti berikut:
Bagi Anda yang merasa memiliki gejala mythomania atau sulit menghentikan kebiasaan berbohong, sebaiknya berkonsultasilah dengan psikolog atau psikiater agar masalah tersebut cepat teratasi. Konsultasi juga bisa membantu orang yang sulit mengendalikan emosi karena sering berinteraksi dengan penderita mythomania.
Jika Anda hidup atau bekerja dengan orang yang menunjukkan gejala mythomania, katakan kepadanya bahwa Anda mengetahui kebohongannya, tetapi usahakan agar mengatakan hal tersebut dalam keadaan tenang. Setelah itu, berilah ia saran untuk mendapatkan penanganan medis. Jika memungkinkan, temani ia saat berkonsultasi.
Konsultasi untuk menangani mythomania dapat dilakukan secara langsung atau melalui online. Lewat konsultasi, dokter akan mencari tahu mengapa pasien mengalami mythomania, kemudian memberikan penanganan.
Untuk mendiagnosis mythomania, psikolog atau psikiater akan melakukan tanya jawab dengan pasien. Proses ini bertujuan untuk mencari tahu gangguan kepribadian atau masalah apa yang menjadi penyebab awal dari kebiasaan berbohong.
Karena penderita mythomania bisa saja berbohong saat mendapatkan pertanyaan, psikiater dapat menggunakan alat deteksi kebohongan. Alat ini tidak digunakan untuk menangkap basah pasien saat ia berbohong, tetapi untuk mencari tahu apakah pasien menyadari tindakannya saat ia sedang berbohong.
Kapan Harus ke Dokter?
Segera tanya psikolog atau psikiater jika merasa mengalami gejala yang disebutkan guna membantu mengatasinya.
Dapatkan juga informasi lain seputar kesehatan mental dan pola hidup sehat lainnya dengan mendownload Halodoc sekarang juga.
Mythomania atau kebohongan patologis merupakan masalah yang membuat seseorang melakukan kebohongan secara terus-menerus dalam jangka waktu yang lama.
Kondisi ini berbeda dengan berbohong biasa yang memiliki tujuan khusus.
Pengidap mythomania biasanya berbohong tanpa disertai tujuan khusus untuk menutupi kesalahan, memutar balikkan fakta atau penyebab lainnya.
Salah satu jenis gangguan mental ini terjadi akibat ketidakseimbangan kadar hormon kortisol dalam otak.
Hingga saat ini, belum diketahui apa yang menjadi penyebab dari kebohongan patologis.
Belum ada penelitian yang menyebutkan bahwa mythomania adalah gejala dari gangguan mental lain atau merupakan kondisi sesungguhnya.
Perawatan Stimulasi Otak
Langkah ini dilakukan jika obat-obatan dan psikoterapi tidak membuahkan hasil.
Contohnya, terapi electroconvulsive, stimulasi magnetik transkranial, stimulasi otak dalam dan stimulasi saraf vagus.
Apa yang Terjadi Jika Gangguan Berbohong Tidak Diobati?
Kebiasaan berbohong bisa dimulai dari kebohongan sederhana sehari-hari.
Namun, jika terus dibiarkan, kondisi bisa berkembang menjadi gangguan berbohong yang serius.
Orang yang terus-menerus berbohong dapat diasingkan dari masyarakat.
Selain itu, ketika kebiasaan berbohong meluas ke semua aspek kehidupan dan seseorang mulai percaya pada kebohongannya sendiri, mereka bisa kehilangan kemampuan membedakan antara kenyataan dan fiksi.
Meyakini hal-hal yang tidak rasional dan mencoba meyakinkan orang lain akan hal tersebut bisa menunjukkan tanda-tanda skizofrenia.
Jika tidak diobati, mythomania bisa merusak persepsi seseorang terhadap realitas dan menyebabkan masalah serius dalam hubungan sosial dan mental.
Oleh karena itu, sangat penting untuk mencari bantuan secepat mungkin untuk mengatasi perilaku berbohong ini guna melindungi diri dan orang terdekat dari dampak negatif mythomania.
Gangguan kepribadian antisosial
Pada gangguan kepribadian antisosial, pengidap cenderung tidak mematuhi aturan sosial dan sering kali terlibat dalam perilaku kriminal atau kekerasan.
Nah, kondisi ini lah yang membuat pengidapnya punya kebiasaan berbohong.
Perawatan Penyalahgunaan Zat
Masalah penggunaan zat biasanya terjadi bersamaan dengan gangguan jiwa.
Jika terus dibiarkan, penyalahgunaan zat bisa mengganggu pengobatan dan memperburuk gejala yang dialami oleh pengidap.